BINJAI
OTONOMI DAERAH
KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA
Otonomi
daerah sebagai salah satu bentuk demokrasi yang terjadi di Indonesia,
Setidaknya berpengaruh
sangat besar terhadap pergerakan perekonomian di Indonesia baik yang berdampak positif
maupun yang berdampak negatif.
Dan dampak-dampak
tersebut pasti ada dalam berbagai
bidang.
Seiring
dengan proses pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, kewenangan yang
sangat besar telah diberikan kepada pemerintah daerah. Kondisi ini telah
membuka banyak kesempatan emas bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakatnya melalui inovasi, peningkatan transparansi dan akuntabilitas,
serta menciptakan tata kelola ekonomi daerah
yang lebih
kompetitif dan berdaya saing tinggi.
Kota
mempunyai peran strategis dalam pembangunan wilayah yang mempunyai hubungan kebelakang
dengan kota-kota kecil dan hinterlandnya dan juga hubungan ke depan dengan kota-kota
Jurnal Ekonomi dan Keuangan Vol.3No.117
besar
lainnya. Meskipun sumber daya alam yang tersedia di perkotaan terbatas, namun
kota sebagaipusat produksi barang dan jasa mampu memberikan layanan yang
kompetitif.Kota Binjai sebagai salah satu daerah kota/kabupaten kota yang juga
merupakan salah satukota besar di Sumatera Utara selain kota Medanjuga
merasakan dampak dari fenomena globalisasiekonomi. Sebagai salah satu sentra
untuk menjalankan moda perekonomian daerah, Kota Binjaidituntut untuk memiliki tingkat
daya saing ekonomi yang baik pula. Dimana dalam hal ini,pemerintah kota Binjai
memiliki kewenangan penuhuntuk mengalokasikan anggarannya untuk
pembangunan
infrastruktur dll sebagai sarana dan fasilitas perekonomian yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan regional daerah dan secara langsung meningkatkan
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi daerah.
Kota sebagai
pusat pertumbuhan ataupun pusat kegiatan masyarakat seharusnya lebih maju dibidang
perekonomian daerah, infrastruktur dan sumber daya alam serta sumber daya
manusia bila dibandingkan dengan kabupaten. Kota Binjai sebagai salah satu kota
besar di Sumatera Utara cenderung stagnan dan hanya sedikit mengalami
pergerakan. Sebagai daerah perkotaan,Kota Binjai seharusnya bisa lebih
memaksimalkan kemampuan Sumber Dayanya untuk menjadi kota yang berdaya saing
tinggi.
Indikator
Utama daya saing Daerah
Otonomi daerah
secara langsung atau tidak telah mendorong tumbuhnya pemikir–pemikir
lokal yang
concern terhadap daerahnya masing–masing. Dan
sejak itu persoalan daya saing daerah mulai
menjadi wacana.
Dalam banyak
wacana dan diskusi, daya saing daerah sering diperspektif kan sebagai
keunggulan
daerah dalam merebut sumber kesempatan yang sangat terbatas. Bahwa daerah yang memiliki daya
saing adalah daerah yang akan memenangkan persaingan dalam memperebutkan sumber daya
ekonomi yang sudah mulai menipis. Persepsi seperti itu sudah barang tentu tidak sepenuhnya
benar. Daya saing suatu daerah mempunyai keterkaitan yang sangat luas kepada aspek–aspek
teknologi, sumber daya manusia, infrastruktur dan bahkan aspek kebudayaan yang menunjang
terbentuknya masyarakat produktif di suatu daerah atau wilayah.
Menurut Menteri
Negara PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Armida S. Alisjahbana, MA
(2012)Ada lima
komponen daya saing daerah.
yakni bagaimana
daerah mengelola
perekonomiannya ,SDM dan
ketenagakerjaan,lingkungan
usaha produktif,
infrastruktur,
SDA, danlingkungan,perbankan
dan lembaga keuangan.
Sementara
itu, hasil penelitian KPPOD (2005,yang
meneliti daya tarik Investasi
Kabupaten/kota
di Indonesia dengan menggunakan variabel Kelembagaan, Sosial Politik, Ekonomi Daerah,
tenaga kerja, dan produktivitas dan variabel struktur fisik. Selanjutnya hasil
penelitian Santoso
(2009) yang mengukur daya saing
kota kota besar di Indonesiadengan faktor utama
pembentuk
daya saing terdiri dari 5 indikator utama, yaitu lingkungan usaha produktif;
perekonomian
daerah, ketenagakerjaan, Sumber daya alam, dan lingkungan, serta perbankan danlembaga
keuangan.Kerangka
KonseptualPenentuan
variabel daya saing ekonomi kota Binjai disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari
penelitian ini. Adapun variabel variabel yang menjadi indikator utama dalam
penelitian ini merupakan
perbandingan dari beberapa hasil penelitian,
seperti PPSK BI dan UNPAD (2008),
Abdullah
(2002), KPPOD (2005) dan Santoso (2009).
Komentar
Posting Komentar